Perubahan

Manusia memiliki tiga perangkat untuk bisa memiliki keindahan dalam berpikir, yaitu teladan, logis, dan kreatif. karena berpikir adalah tanda yang penting untuk manusia, untuk membedakannya dari macam-macam makhluk yang ada di bumi, maka merubah segelintir kemalasan menjadi senjata adalah penting, karena sesuatu yang penting di akan menjadi menjadi sangat penting karena didukung perangkat yang penting pula. pentingkan pula otakmu untuk berpikir. perubahan akan terjadi.

Minggu, 04 Mei 2014

Coretan Hitam di bangku sekolah

Di pagi cerah, suasana damai, ramai dan gembira menjadi cuaca yang bersahabat, mengelilingi lingkungan sekolah Madrasah; sebut aja dengan nama al-Muhtadin. ini adalah sekolah yang telah lama berdiri sejak masa penjajahan. sekitar tahun 1912 M. Di sekolah ini, banyak lulusannya menjadi orang-orang sukses; dalam artian menjadi orang penting di setiap desa yang mereka tinggali. dalam contoh kecil, menjadi pengasuh pesantren, kepala desa, dan wakil bupati atau berhasil dalam menjalankan bisnisnya. Ini menjadi sebuah prestasi yang cukup dibilang sukses dan membuat banyak warga sekitar tertarik untuk men-sekolahkan anaknya ke madrasah tersebut dengan berbagai cerita ke-ajaiban lainnya yang memukau masyarakat pada umumnya.

Di pagi itu, tepatnya hari rabu, aku masuk terdaftar sebagai murid sekolah tersebut dengan berbagai syarat yang telah aku penuhi serta pelunasan administrasi wajib sekolah dalam kebiasaan umumnya. Dalam hati aku bergetar, karena aku masuk di sekolah yang banyak dibicarakan orang banyak, sampai pada waktu pertama masuk aku tidak berani untuk melangkahkan kaki masuk ke kelas karena begitu gugupnya aku dan bergetar hatiku melihat kenyataan yang tidak pernah aku bayangkan. Dalam keadaan terpaksa, akhirnya aku langkahkan kaki menuju bangku-bangku kosong yang sudah siap. hal ini terangkat juga karena teguran dari temanku untuk bersikap biasa dan berani. tapi enggak tahu kenapa hal tersebut menjadi sebuah hal berat yang memasuki alam sadarku. Apakah karena aku jarang berintraksi dengan teman-teman sebaya pada umumnya ketika masih SD dan MTS ? Atau karena ketakutan yang aku pendam dalam melihat kenyataan ini; tidak sesuai yang pernah aku bayangkan ketika masih kecil, bisa masuk sekolah SMA, bukan madrasah. Inilah pertanyaan yang terlitas terpikir dibenakku karena ketidak mengerti karena tidak berani dan biasa.
Jam telah menunjukkan jam 07.30 wis (waktu istiwa menurut para ulama salaf dulu) atau jam 07. 10 menit tepatnya, pak guru datang masuk ke kelas. Dengan ramahnya beliau menyapa kita dengan Assalamu Alaikum. seketika itu juga anak-anak menjawab waalaikum salam. Beliu ini berwajah tampan, meski usianya tidak lagi muda. Konon waktu mudanya banyak cewek yang naksir kepada beliau.
Hal-hal seperti inilah yang menarik banyak masyarakat untuk memasukan anaknya ke dalam sekolah tersebut. begitu juga yang aku alami sebagai salah satu contoh siswa korban dari keinginan orang tua, meski tidak menarik sebuah kemungkinan bahwa banyak juga siswa yang daftar masuk atas keinginannya sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar